Museum Purbakala atau Gedung Arca Bali |
Museum Purbakala atau Gedung Arca
adalah site museum yang terletak di Jalan Raya Tampaksiring, Desa Bedulu,
Kecamatan Blahbatu, Kira-kira 6 km dari Kota Gianyar. Jarak tempuh kelokasi ini
kira-kira 26 km dengan waktu tempuh lebih kurang 40 menit perjalanan dari
Denpasar Bali, bila menggunakan kendaraan bermotor.
Di dalam Museum Purbakala ini
terdapat koleksi benda-benda cagar budaya masa prasejarah hingga masa sejarah
dimana kesemuanya berasal dari pelestarian diwilayah Provinsi Bali. Museum ini
berdiri diatas tanah seluas 5165 meter dan terbagi menjadi tiga halaman yang
mengikuti pola bangunan pura yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman
dalam dimana masing-masing halaman mempunyai fungsi tersendiri. Di halaman luar
museum terdapat sebuah wantilan yang digunakan sebagai ruang pertemuan,
sedangkan untuk halaman tengah dan dalam berfungsi sebagai tempat memajang
koleksi benda-benda purbakala.
Adapun koleksi-koleksi yang terdapat
didalam Gedung Arca ini terbagi atas dua kelompok berdasarkan waktu atau masa
dimana benda-benda ini berasal, yaitu masa prasejarah berasal dari zaman batu
hingga zaman perunggu dan zaman sejarah yang berasal dari abad VIII Masehi
sampai dengan abad XV Masehi. Semua benda-benda purbakala tersebut dipamerkan dihalaman
tengah, halaman dalam dan didepan Padmasana.
Halaman Tengah Museum terdiri dari
empat gedung, sebagai tempat penyimpanan Benda Cagar Budaya;
- Gedung A: Digunakan sebagai tempat untuk memamerkan koleksi dari zaman prasejarah yang berupa alat-alat dari batu seperti; kapak genggam, kapak perimbas, kapak lonjong serta mata panah yangdisebut mikrolith. Selain itu ada juga benda aksesoris berbahan perunggu seperti; gelang, cincin, tajak dan benda-benda lain yang digunakan sebagai bekal kubur.
- Gedung B: Tempat penyimpanan koleksi benda-benda hasil penelitian situs Gilimanuk pada tahun 1961 sampai dengan tahun 1963 berupa tempayan, periuk, fosil tengkorak kera dan lain-lain.
- Gedung J: Dipamerkan koleksi keramik Cina yang diperkirakan berasal dari Dinasti Ming, Sung dan Ching (abad X sampai dengan abad XVIII).
Lain halnya dengan ketiga gedung
diatas, gedung K dipergunakan sebagai temapat untuk koleksi benda-benda
purbakala dari masa sejarah, berupa stupika tanah liat yang memuat mantra agama
Budha (ye-te mantram). Tulisan yang terdapat pada materai ini memiliki
persamaan dengan tulisan yang terdapat pada ambang pintu Candi Kalasan yang
berangka tahun 778 Masehi. Selain itu ada pula lampu, arca, prasasti, mata uang
dan alat-alat upacara yang kesemuanya terbuat dari perunggu.
Sedangkan untuk halaman dalam museum
terdapat Balai Pelindung C, D, F, G, H dan I, dimana di dalam Balai-balai
Pelindung ini dipamerkan sarkopagus dan tempayan yang merupakan koleksi
unggulan Museum Purbakala ini. Sarkopagus
itu sendiri adalah peninggalan masa perundagian (megalitik), hasil temuan dari
beberapa Kabupaten di Bali. Sarkopagus atau peti batu ini berfungsi sebagai
peti mati pada masa prasejarah bagi orang-orang yang memiliki status social
lebih tinggi dalam masyarakat seperti kepala suku.
Disamping balai-balai yang ada
dihalaman tengah dan dalam, masih ada dua Balai lagi yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan koleksi-koleksi Benda-benda Cagar Budaya yaitu Balai L yang
terletak didepan Padmasana dan Balai Patok. Di balai Pelindung L dipamerkan
beberapa Benda Cagar Budaya berupa Arca Dwarapala, Lingga, Arca Garuda dan
Fragmen Arca yang ditemukan sekitar tahun 1950. Sedangkan di Balai Patok
terdapat benda-benda purbakala yang berupa replica Arca Bhatari Mandul, Arca
Nandi, Stupika Candi Pegulingan dan Prasasti Bojong (917 Masehi), Prasasti
Candi Tebing Gunung Kawi yang berasal dari abad XI Masehi, Prasasti Sawo Gunung
dan Replika Candra Sengkala dan arca-arca yang berasal dari band ke XIII
Masehi.
Sejarah berdirinya Museum Purbakala
ini berawal sejak adanya gagasan untuk memamerkan Benda Cagar Budaya yang
berhasil dilestarikan oleh Jawatan Purbakala pada tahun 1950. Adapun penggagas
ide semua itu adalah mantan Kepala Dinas Purbakala Bali, yaitu Prof.Dr.R.d.
Soejono dan Drs. Soeharto. Sedangkan Museum Arkeologi ini sendiri secara resmi
dibuka untuk umum oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia pada tanggal 14 September 1974.
Demi kenyaman pengunjung yang datang
Museum Purbakala ini dilengkapi dengan fasiltas areaparkir yang luas, kamar
mandi serta toilet.
Bagi anda yang ingin mengetahui
tentang sejarah peradaban di Bali, Museum Purbakala ini merupakan tempat yang
harus anda kunjungi.
Bali Wisata Dewata panduan wisata di pulau dewata
Bali.
No comments:
Post a Comment