Rumah Seniman Berbakat I Gusti Nyoman Lempad |
Pengakuan dunia akan indahnya pulau Bali,
menariknya atraksi budaya serta karya seninya yang dihasilkan para seniaman Bali
amatlah pantas didapat oleh propinsi ini. sebut saja salah satunya adalah hasil
karya seorang seniman ternama Bali I Gusti Nyoman Lempad yang saat ini karya
seninya tetap di kenang dan terjaga di beberapa negara dan sebagian kecil
terdapat di kediaman beliau (Lempad’s House) yang terletak di Jalan Raya Ubud,
Kabupaten Gianyar, yang terbuka untuk umum.
Di Rumah Lempad ini pengunjung dapat berbagai
hasil karya Lempad mulai dari lukisan, pahatan kayu dan batu berbentuk patung,
serta relief pada dinding.
I Gusti Nyoman Lempad seorang seniman yang menguasai
berbagai seni seperti perancang bangunan (sebagian pura dan puri di Ubud di
rancang oleh Lempad), pemahat serta pelukis yang kesemua ilmu seni itu di dapat
dari seorang Brahmin yang tinggal di Puri Ubud.
Disaat usia 40 tahun barulah ia memperdalam seni
melukis pada Walter Spies, Spies mengajarkan beliau tentang tehnik melukis
Lempad sendiri yang mengambil tema tentang dunia pewayangan dalam setiap
lukisannya. Lempad mengisi hidupnya tidak jauh dari kayu, kertas, pensil dan
tinta cina.
Perangkat lukis yang sederhana namun dari kesederhaan itulah
terlihat kekuatan garis dan ketelitian suatu lukisan. Lukisan Lempad memiliki
ciri tersendiri dan tidak bisa ditiru oelh siapapun kecuali oleh cucunya
sendiri yang bernama I Gusti Nyoman Sudara.
Lempad juga aktif dalam pembentukan Pita Maha, suatu
organisasi seni yang didirikan oleh Tjokorde Gde Sukawati, Walter Spies, Rudolf
Bonnet pada tahun 1935. Sebagai bentuk penghormatan kepada beliau dalam membuat
hasil karya seni yang luar biasa estetis maka penghargaan diberikan kepada
Lempad, seperti penghargaan Dharma Kusuma (1982), serta film dokumenter terbaik
pada Festival Flm Asia (1980), sementara itu
Sanggar Dewata Indonesia menamakan penghargaannya dengan nama “ Lempad
Prize” untuk orang yang konsen pada kesenian Bali.
Hasil lukisan Lempad sendiri saat ini dapat kita di
rumahnya (Lempad’s House), Puri Ubud, Museum Neka, Ubud, Pusat seni Denpasar,
Tropen Museum (Amsterdam), Rijkmuseum voor Volkenkunde (Leiden), Museum Fur
Volkenkunda Basel (Jerman).
Dalam Lempad’s House ini juga terdapat burung-burung
yang berkicau indah, beberapa ruang yang diukir serta diberi pahatan pada
dinding relief, dari beberapa ruang yang ada, salah satunya berasal dari Puri
Saren Ubud, diangkat pada saat terjadi gempa pada beberapa waktu yang lalu.
I Gusti Nyoman Lempad Lahir di Bedahulu Pada Tahun
1862 dan wafat pada tanggal 25 April 1978. Di Bukanya Rumah Lempad untuk
dikunjungi oleh wisatawan atau pengunjung lainnya dimaksudkan agar hasil karya
beliau dapat dilihat oleh berbagai kalangan serta dapat dikenang sepanjang
masa.
Adapun fasilitas yang tersedia bagi pengunjung yang
datang ke rumah ini adalah: toilet dan wantilan untuk beristirahat menikmati
keadaan sekeliling rumah sambil mendengarkan kicauan burung. Sementara diluar
Rumah Lempad dikarenakan berada di daerah tujuan wisata anda bisa menemukan apa
saja yang anda suka (restaurant. Art shop, hotel, mini market, pasar
tradisional dan lain-lain).
Lempad’s House berjarak sekitar 25 km dari Kota
Denpasar dan hanya memerlukan waktu kira-kira 60 menit untuk tiba disini.
Begitu besarnya kenangan yang ditinggalkan oleh
seorang seniman, tak hanya cerita namun juga hasil karya yang indah akan tetap
terjaga sepanjang masa.
Bali Wisata Dewata panduan wisata di pulau dewata
Bali.
No comments:
Post a Comment