Jegog Sangkaragung Jembrana Bali |
Setiap kabupaten di Bali memiliki
ciri khas tersendiri dimana salah satunya adalah kesenian kerawitan Jegog
terletak di Desa Sangkaragung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Seni
Jegog adalah alat musik yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang
dibentuk sedemikian rupa yang dapat menghasilkan suara merdu dan irama yang
menawan hati. Kesenian ini tetap terpelihara sampai saat ini dan merupakan
suatu atraksi budaya yang memiliki ciri khas tersendiri. Instrumen ini terbuat dari 90 persen bambu dalam berbagai
ukuran. Dimulai dari ketebalan yang terbesar adalah panjang 300 cm, diameter 18 cm dan ketebalan
2 cm. Adapun latar dari cerita Jegog ini adalah kembali ke masa pemerintahan
Belanda.
Jegog biasanya dimainkan oleh dua kelompok
yang menunjukkan kekuatan dan kemampuan mereka dalam bermain musik satu sama
lain. Hal ini disebut juga Mebarung, dimana terkadang ditambah dengan satu
kreatifitas tarian yang menarik dan lagu-lagu oleh para pemain tim, sehingga
menghasilkan suatu karya seni yang begitu fantastis, padat dan alami.
Instrumen ini mampu menarik
perhatian para wisatawan mancanegara yang datang kesini dikarenakan sebagian
besar alat musiknya terbuat dari bambu, kayu jati dan cendana yang apabila
dimainkan dalam urutan tertentu dapat menghasilkan suara yang indah seperti
gamelan Bali.
Saat ini, ada sekitar 56 kelompok
jegog tinggal di banyak desa. Suar Agung adalah salah satu dari kelompok jegog
yang berada di desa Sangkaragung, 5 km sebelah timur Negara, dimana sebagian
besar para pemainnya adalah petani Bali yang mengisi waktu senggang mereka
dengan bermain jegog. Kesenian Jegog telah sangat popular di dunia khususnya
bagi wisatawan Jepang yang selalu ingin menyaksikan Jegog dilakukan di rumah
mereka sendiri dengan suasana visualistiknya yang masih alami.
Jegog diciptakan pada tahun 1912 oleh Kiyang
Geliduh, seorang seniman yang berasal dari banjar Sebual, Desa Dangin Tukad
Aya, Negara, Jembrana dan diaklamasikan oleh kalangan seniman masyarakat
Jembrana. Kata "Jegog" itu sendiri diambil dari nama sebuah instrumen
Kesenian Gong Kebyar yang sangat besar. Pada tahun 1920, Jegog dilanjutkan oleh
Pan Natil yang kemudian dikenal dengan sebutan Kiang Jegog dari Desa Dlodbrawah
yang akhirnya meluas hingga ke seluruh Jembrana.
Konon ada sebuah cerita tentang
instrument ini yaitu ketika masyarakat mulai berkumpul serta memilih
bambu-bambu yang terbaik untuk dibuat alat musik, Belanda mengira mereka
membuat bambu runcing sebagai senjata untuk berperang yang berakibat Belanda
menghentikan mereka dan mengambil bambu-bambu tersebut dari rakyat. Sejak itu
kesenian Jegog terhenti selama beberapa tahun. Hingga pada akhirnya lewat
seorang seniman lokal bernama I Ketut Suwentra dibawah naungan yayasan Suar
Agung, musik Jegog kembali hadir dan terkenal.
Desa Sangkaragung tempat dimana
kesenian ini berada merupakan desa wisata dimana sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah bertani. Di dukung dengan akses jalan yang
sangat baik serta keramahan masyarakatnya maka pantaslah desa ini menyandang
julukan sebagai desa wisata.
Fasilitas yang tersedia di arena
pertunjukan kesenian Jegog ini adalah panggung terbuka, warung penjual makanan
dan minuman, toilet serta area parkir yang cukup memadai.
Untuk sampai ke tempat ini anda memerlukan waktu
2.5 jam perjalanan dengan jarak yang harus ditempuh kurang lebih 110 km, namun
demikian perjalanan anda tetap akan terasa nyaman karena pemandangan alam
kawasan Jembrana yang alami serta udara yang sejuk senantiasa mengiriringi
perjalanan anda.
Bali Wisata Dewata panduan wisata di pulau dewata Bali.
No comments:
Post a Comment