Pura Taman Ayun Mengwi Bali |
Secara
Umum Bali.
Bali adalah ikon pariwisata Indonesia di mata dunia.
Bali merupakan pusat pariwisata di Indonesia dan juga sebagai salah satu Daerah
Tujuan Wisata terkemuka di dunia. Bali dikenal para wisatawan karena memiliki
potensi alam yang amat indah antara lain, iklim yang tropis, hutan yang hijau,
gunung, danau, sungai, sawah serta pantai indah dengan beragam pasir putih dan
hitam. Selain itu,
Bali lebih dikenal juga karena perpaduan alam dengan manusia
serta adat kebudayaannya yang unik, yang berlandaskan pada konsep keserasian
dan keselarasan yang telah mewujudkan suatu kondisi estetika yang ideal dan
bermutu tinggi.
Geografis Bali.
Bali
merupakan salah satu propinsi dari 30 propinsi di Indonesia. Propinsi Bali
terdiri dari pulau Bali, pulau Nusa Penida dan pulau-pulau kecil lainnya memiliki
wilayah seluas 5.632,86 km2 (0.29% dari luas wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia). Secara administrasi propinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten, yaitu
Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, Tabanan, Buleleng, Jembrana dan
satu Kotamadya Denpasar sebagai pusat
ibukota propinsi, 55 Kecamatan, 701 Desa / Kelurahan, 1432 Desa Adat / Desa
Pekraman dan 3045 Banjar Adat.
Daerah Bali terletak di
antara 7.54 º dan 8.13 º Lintang Selatan dan 114,25 º dan 115,43 º Bujur Timur.
Pulau Bali memiliki letak yang strategis karena menghubungkan lalu-lintas darat
dan laut antara pulau Jawa dengan kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Bali secara
regional juga memiliki letak strategis karena menghubungkan benua Asia dan
benua Australia.
Secara
geografis pulau Bali memiliki jajaran pegunungan yang terbentang memanjang dari
barat ke timur. Di antara pegunungan tersebut sejumlah gunung dengan puncaknya
seperti Gunung Agung (3.142 m), Gunung Batur (1.717 m), Gunung Abang (2.152 m),
Gunung Batukaru (2.276 m). Gunung Agung dan Gunung Batur merupakan gunung
berapi yang kondisinya masih aktif. Di sebelah utara dan selatan pegunungan
tersebut terbentang tanah daratan, dengan ujung barat sampai ujung timur
mencapai ± 140 km dan ujung utara hingga ujung selatan mencapai ± 80 km.
Danau-danau yang terdapat di pulau Bali adalah Danau Batur (luas 1.607,5 Ha),
Danau Beratan (375,6 Ha), Danau Buyan (336 Ha), Danau Tamblingan (110 Ha). Pada
umumnya sungai-sungai di Bali yang bersumber dari hutan dan danau tersebut
mengalir ke daerah selatan, seperti sungai Unda, sungai Petanu, sungai Ayung,
sungai Pulukan, sungai Loloan dan lain-lain.
Belajar Melukis di Ubud Bali |
Iklim Bali.
Daerah
Bali dan sekitarnya termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin
musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Bali memiliki dua musim
yaitu musim kemarau yang jatuh pada bulan April hingga Oktober dan musim hujan
yang berlangsung dari Oktober hingga bulan April. Kelembaban Udara di Bali
rata-rata mencapai 79% dan temperatur udara bervariasi antara 24.0 º Celcius
dan 32,8 º Celcius. Curah hujan yang terjadi di daerah Bali bervariasi antara dari
yang terendah 893.4 mm dan yang tertinggi 2.702,6 mm.
Fauna
& Flora Bali.
Keadaan
fauna di Bali sebagian besar terwujud sebagai fauna yang telah diternakkan,
meliputi sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, ayam dan itik. Untuk keadaan flora
di Bali secara keseluruhan tergolong ke dalam jenis flora tropis. Jenis flora
alam yang belum diolah manusia ada beraneka ragam jenis yang tumbuh di
hutan-hutan. Sedangkan flora yang sudah diolah mencakup jenis flora yang
berhubungan dengan usaha pertanian pangan (padi dan palawija), usaha
perkebunan, usaha tanaman pekarangan dan juga tanaman hias. Untuk jenis
perkebunan di Bali yang umumnya diolah meliputi kelapa, kopi, cengkeh,
tembakau, kapuk, karet, coklat, stroberi, vanili dan jambu mente.
Penduduk Bali.
Jumlah
penduduk propinsi Bali menurut sensus penduduk tahun 2005 sebesar 3.431.368
orang. Lima sensus sebelumnya mencatat jumlah penduduk di Bali sebagai berikut
: sensus pada tahun 1930 tercatat 1.101.029 orang, sensus pada tahun 1961
tercatat 1.782.529 orang, sensus pada tahun 1971 tercatat 2.120.091 orang,
sensus pada tahun 1980 tercatat 2. 469.930 orang, sensus pada tahun 2000
tercatat 3.146.999 orang. Upacara Potong Gigi Di Bali |
Kebudayaan Masyarakat Bali.
Orang Bali atau suku bangsa Bali merupakan salah satu dari suku bangsa yang berdomisili di kepulauan Indonesia. Suku bangsa Bali merupakan satu kelompok atau komunitas manusia yang terikat oleh kesadaran atau kesatuan kebudayaan, baik kebudayaan daerah Bali maupun kebudayaan nasional Indonesia. Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu. Orang Bali memiliki bahasanya sendiri yaitu bahasa Bali yang mempunyai tradisi sastra baik tulisan maupun lisan, serta didukung oleh sistem aksara tersendiri. Orang-orang Bali yang tradisional akan sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka, yaitu wajib melakukan pemujaan terhadap pura tertentu, wajib untuk satu dalam komunitas, dalam pemilikan tanah diwajibkan dalam satu subak tertentu, wajib pada satu status sosial atas dasar warna, dalam ikatan kekerabatan harus berprinsip patrilineal, wajib untuk keanggotaan ‘sekeha’ tertentu, wajib untuk satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.
Masyarakat dan kebudayaan Bali, baik oleh sebab internal dan eksternal telah mengalami berbagai dinamika dan perubahan. Dinamika dan perubahan tersebut berproses menuruti alur perkembangan tiga tradisi utama yang merupakan refleksi keseluruhan kebudayaan Bali, yaitu ‘tradisi kecil’, ‘tradisi besar’, dan ‘tradisi moderen’. ‘Tradisi kecil’ terdiri dari unsur-unsur kebudayaan Bali yang berasal dari kehidupan pra-Hindu seperti yang tampak dalam segi kehidupan masyarakat penduduk asli Bali (Bali Aga). ‘Tradisi besar’ mencakup unsur-unsur kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan dengan agama Hindu. Sedangkan ‘Tradisi moderen’ mencakup unsur-unsur yang berkembang sejak jaman penjajahan, kemerdekaan dan era informasi serta globalisasi. Jati diri orang Bali sangat dominan dibentuk oleh kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu dengan dukungan tiga unsur pokok, yaitu bahasa Bali, kesenian dan lembaga tradisional, serta berlandaskan pada konfigurasi nilai-nilai dasar yang mencakup nilai religius, solidaritas dan estetika.
Keberadaan kebudayaan Bali memiliki akar sejarah yang berawal dari jaman prasejarah hingga berlanjut pada jaman moderen serta peradaban global. Dalam keterbukaannya dengan moderenisasi dan globalisasi, kebudayaan Bali memperlihatkan sifat yang dinamik, selektif, fleksibel dan adaptatif. Secara garis besar periodesasi sejarah kebudayaan Bali berkembang menurut tiga tahapan utama, yaitu jaman kebudayaan prasejarah, jaman pengaruh agama Hindu-Budha, dan jaman pengaruh kebudayaan moderen. Bukti-bukti penemuan menunjukkan bahwa jaman prasejarah Bali berpangkal pada jaman masa berburu dan pada masa mengumpulkan makanan yang tingkat sederhana. Selanjutnya dengan ditemukan bukti berupa alat-alat pada masa berburu, alat-alat pada masa bercocok tanam dan alat-alat pada masa perundagian. Satu komunikasi khusus yang mempunyai arti dalam bagi eksistensi dan perkembangan kelanjutan kebudayaan Bali adalah terjalinnya kebudayaan Bali dengan agama Hindu yang berawal sekitar permulaan tarikh masehi. Komunikasi tersebut kini mewujudkan satu integrasi yang utuh antara tradisi agama dan kebudayaan serta mewujudkan satu konfigurasi budaya yang menjadi identitas masyarakat Bali. Pengaruh kebudayaan Barat yang diperkenalkan Belanda, kemudian berlanjut dalam kerangka integrasi dengan kebudayaan nasional serta keterbukaan secara internasional melalui pariwisata.
Orang Bali atau suku bangsa Bali merupakan salah satu dari suku bangsa yang berdomisili di kepulauan Indonesia. Suku bangsa Bali merupakan satu kelompok atau komunitas manusia yang terikat oleh kesadaran atau kesatuan kebudayaan, baik kebudayaan daerah Bali maupun kebudayaan nasional Indonesia. Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu. Orang Bali memiliki bahasanya sendiri yaitu bahasa Bali yang mempunyai tradisi sastra baik tulisan maupun lisan, serta didukung oleh sistem aksara tersendiri. Orang-orang Bali yang tradisional akan sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka, yaitu wajib melakukan pemujaan terhadap pura tertentu, wajib untuk satu dalam komunitas, dalam pemilikan tanah diwajibkan dalam satu subak tertentu, wajib pada satu status sosial atas dasar warna, dalam ikatan kekerabatan harus berprinsip patrilineal, wajib untuk keanggotaan ‘sekeha’ tertentu, wajib untuk satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.
Masyarakat dan kebudayaan Bali, baik oleh sebab internal dan eksternal telah mengalami berbagai dinamika dan perubahan. Dinamika dan perubahan tersebut berproses menuruti alur perkembangan tiga tradisi utama yang merupakan refleksi keseluruhan kebudayaan Bali, yaitu ‘tradisi kecil’, ‘tradisi besar’, dan ‘tradisi moderen’. ‘Tradisi kecil’ terdiri dari unsur-unsur kebudayaan Bali yang berasal dari kehidupan pra-Hindu seperti yang tampak dalam segi kehidupan masyarakat penduduk asli Bali (Bali Aga). ‘Tradisi besar’ mencakup unsur-unsur kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan dengan agama Hindu. Sedangkan ‘Tradisi moderen’ mencakup unsur-unsur yang berkembang sejak jaman penjajahan, kemerdekaan dan era informasi serta globalisasi. Jati diri orang Bali sangat dominan dibentuk oleh kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu dengan dukungan tiga unsur pokok, yaitu bahasa Bali, kesenian dan lembaga tradisional, serta berlandaskan pada konfigurasi nilai-nilai dasar yang mencakup nilai religius, solidaritas dan estetika.
Keberadaan kebudayaan Bali memiliki akar sejarah yang berawal dari jaman prasejarah hingga berlanjut pada jaman moderen serta peradaban global. Dalam keterbukaannya dengan moderenisasi dan globalisasi, kebudayaan Bali memperlihatkan sifat yang dinamik, selektif, fleksibel dan adaptatif. Secara garis besar periodesasi sejarah kebudayaan Bali berkembang menurut tiga tahapan utama, yaitu jaman kebudayaan prasejarah, jaman pengaruh agama Hindu-Budha, dan jaman pengaruh kebudayaan moderen. Bukti-bukti penemuan menunjukkan bahwa jaman prasejarah Bali berpangkal pada jaman masa berburu dan pada masa mengumpulkan makanan yang tingkat sederhana. Selanjutnya dengan ditemukan bukti berupa alat-alat pada masa berburu, alat-alat pada masa bercocok tanam dan alat-alat pada masa perundagian. Satu komunikasi khusus yang mempunyai arti dalam bagi eksistensi dan perkembangan kelanjutan kebudayaan Bali adalah terjalinnya kebudayaan Bali dengan agama Hindu yang berawal sekitar permulaan tarikh masehi. Komunikasi tersebut kini mewujudkan satu integrasi yang utuh antara tradisi agama dan kebudayaan serta mewujudkan satu konfigurasi budaya yang menjadi identitas masyarakat Bali. Pengaruh kebudayaan Barat yang diperkenalkan Belanda, kemudian berlanjut dalam kerangka integrasi dengan kebudayaan nasional serta keterbukaan secara internasional melalui pariwisata.
Sejarah Bali.
Sejarah
Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang
pertama kali ada di Bali adalah Dinasti Warmadewa sekitar tahun 913. Pada tahun
989 – 1011 memerintah raja Dharma Udayana dari Dinasti Warmadewa tersebut.
Beliau memerintah bersama permaisuri Gunapriya Dharmapatni, seorang putri dari
Jawa Timur dan dari hasil perkawinannya, lahirlah tiga orang putra yaitu
Airlangga, Marakata dan Anak Wungsu. Kemudian sejak tahun 1343, Bali berada
dalam kekuasaan kerajaan Majapahit dan pada tahun 1352 berada di bawah
kekuasaan Dinasti Kresna Kepakisan yang berkeraton di Samprangan. Setelah
beberapa tahun di Samprangan, pada tahun 1380 keraton dipindahkan ke Gelgel dan
kemudian dipindahkan lagi ke Klungkung pada tahun 1686. Di samping adanya kekuasaan
kerajaan Klungkung, pada saat itu ada juga kerajaan-kerajaan lainnya seperti
Gianyar, Karangasem, Bangli, Badung, Tabanan, Jembrana dan Mengwi. Pada masa-masa
itu kerajaan-kerajaan tersebut berperan sebagai pusat-pusat pengembangan
kebudayaan.
Sejarah
Bali juga mencatat masa kedatangan Islam yang diperkirakan masuk pada abad ke
14. Sedangkan masa kedatangan penjajahan colonial Belanda terjadi pada tahun
1597 dan menurut sejarah peperangan yang terjadi di Bali melawan penjajahan
Belanda antara lain perang Buleleng pada tahun 1849, perang Puputan Badung pada
tahun 1906 dan perang Puputan Klungkung pada tahun 1908. Kemudian revolusi
fisik dengan terjadinya pertempuran besar yang dikenal dengan perang Puputan
Margarana pada tanggal 20 Nopember 1946 di bawah pimpinan Letnan Kolonel I
Gusti Ngurah Rai yang gugur sebagai Pahlawan Nasional.
Pantai Legian Kuta Bali |
No comments:
Post a Comment