Istana Kepresidenan Tampaksiring Bali |
Negara Republik Indonesia memiliki
lima Istana Kepresidenan, dimana dari kelima istana tersebut empat diantaranya
merupakan bangunan yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda yaitu: Istana
Merdeka Jakarta, Istana Bogor, Istana Cipanas dan Gedung Agung Yogyakarta,
sedangkan Istana Tampaksiring adalah istana kelima yang dibangun setelah
Indonesia Merdeka. Istana Tampaksiring berada di Jalan Astina Pura Utara,
Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Bali.
Pada saat memasuki Istana
Tampaksiring, pengunjung akan melewati Gelung Kori Agung yaitu pintu masuk khas
Bali yang umumnya dipakai pada bangunan Pura Besar Istana di Bali. Di dalam
lingkungan Istana Tampaksiring terdapat 6 bangunan utama dimana masing-masing
bangunan memiliki fungsi tersendiri. Adapun bangunan tersebut:
- Wisma Merdeka: Berfungsi sebagai tempat peristirahatan Presiden Republik Indonesia beserta keluarga. Bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 1.200 meter persegi dengan kapasitas 9 kamar tidur.
- Wisma Negara: Diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan Tamu-Tamu Negara atau Kepala Negara Asing yang berkunjung ke istana. Wisma ini memiliki 7 kamar tidur dengan luas bangunan 1.476 meter persegi. Wisma Merdeka dan Wisma Negara dibangun diatas bukit yang dipisahkan oleh celuk bukit yang cukup dalam sehingga untuk menghubungkan kedua wisma ini dibuatlah satu jembatan yang bernama Jembatan Persahabatan. Jembatan ini memiliki panjang 40 meter dan lebar 1.5 meter serta melambangkan hubungan persahabatan antar dua negara. Tamu Negara yang pernah berkunjung dan melewati jembatan ini ialah Kaisar Jepang Hirohito, Presiden Yugoslavia Tito, Ho Chi Minh dari Vietnam, serta Ratu Juliana dari Netherland.
- Wisma Yudhistira: Digunakan sebagai tempat peristirahatan Pejabat Tinggi Negara, Perangkat Kepresidenan serta pendamping Tamu-Tamu Agung. Wisma ini memiliki 17 kamar tidur dengan luas 1825 meter persegi.
- Wisma Bima: Dipakai sebagai tempat peristirahatan para Pengawal Presiden atau Pengawal Negara dan petugas keamanan.
- Gedung Konferensi: Terdiri dari lobby, ruang utama dan ruang holding room. Ruang utama dijadikan sebagai tempat resepsi dan jamuan makan malam kenegaraan. Gedung ini berada diatas tanah seluas 1882 meter persegi.
Selain itu di area istana ini
terdapat pendopo dan wantilan, dimana keduanya memiliki fungsi yang hampir sama
yaitu sebagai tempat pertemuan dan pementasan acara malam kesenian.
Istana Tampaksiring dibangun pada
masa pemerintahan Presiden Soekarno dimana beliau sendiri pulalah yang
memprakarsai berdirinya istana ini. Pembangunan Istana Tampaksiring dimulai
dari tahun 1957 hingga tahun 1963 dengan luas area 19.265 Ha, pada ketinggian kurang lebih 700 meter diatas
permukaan laut. Istana ini dirancang oleh seorang arsitek yang bernama RM.
Soedarsono.
Konon nama Tampaksiring berasal dari
kata tampak dan siring yang berarti “telapak yang miring”. Nama Tampaksiring
berasal dari legenda masyarakat setempat tentang Raja Mayadenawa yang terkenal
sakti dan pandai. Namun karena keberaniannya menyatakan dirinya sebagai dewa
dan ingin disembah oleh rakyatnya membuat murka Batara Indra,yang kemudian
mengutus balatentara menyerang Mayadenawa. Hal ini membuat Raja Mayadenawa lari
kehutan dan untuk menghilangkan jejaknya Mayadenawa berjalan dengan memiringkan
telapak kakinya. Wilayah pelarian Raja Mayadenawa itulah yang disebut
Tampaksiring.
Untuk perawatan, pemeliharaan dan
kebersihan istana ini menjadi tanggung jawab penuh Rumah Tangga Kepresidenan,
agar istana ini senantiasa terawat, tertata apik dan indah.
Adapun mata pencaharian masyarakat
sekitar Istana Tampaksiring ini sebagian besar adalah bertani, hal ini terlihat
jelas dengan luasnya hamparan sawah yang berada di sepanjang jalan menuju
istana. Namun demikian ada juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
pedagang dan pegawai.
Sedangkan fasilitas yang disediakan
oleh pihak Istana Tampaksiring bagi pengunjung adalah adanya area parkir yang
luas serta toilet.
Istana Tampaksiring berjarak kira-kira 40 km
dari Denpasar Bali, dan apabila anda ingin mengunjungi istana ini, anda hanya
memerlukan waktu kurang lebih 60 menit untuk sampai ke tempat ini.
Bali Wisata Dewata panduan wisata di pulau dewata Bali.
No comments:
Post a Comment