Aloevera/Lidah Buaya Blah Batu Bali |
Bali,
tepatnya di Banjar Bonbiyu, Desa Saba, Kecamatan Blah Batu terdapat suatu area
perkebunan aloevera atau yang kita kenal dengan nama lidah buaya yang sangat
luas dan berkualitas tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan
tujuan wisata anda jika berlibur ke Pulau Dewata ini.
Aloevera/Lidah Buaya Blah Batu Bali adalah agrowisata lidah buaya dimana di perkebunan ini anda akan melihat
tanaman lidah buaya yang subur dan berkualitas dengan ketebalan diatas tanaman
lidah buaya pada umumnya. Perkebunan tersebut dikembangkan dengan pola system
plasma antara PT Aloevera Bali dengan petani setempat. Disini anda dapat
melihat secara langsung cara pembibitan, perawatan serta pemeliharaan saat
panen menjelang. Saat ini hasil panen lidah buaya hanya dibuat pupuk organik
yang juga berkualitas tinggi bagi tanaman sayuran khususnya jenis
kacang-kacangan.
Aloevera
Bali berdiri di atas lahan seluas 100 hektar, dimana pembagian lahannya adalah
28 hektar milik perusahaan Aloevera Bali sedang 72 hektar milik petani plasma.
Agrowisata ini dibuat atas ide sebagai bentuk panggilan hati dari Mr. Hendrikus
Johanes Swaneberg selaku komisaris utama yang prihatin atas penghidupan para
petani di desa ini pasca terjadinya bom Bali. Beliau berinisiatif untuk
berinvestasi di bidang tanaman lidah buaya karena secara ekonomi akan
menguntungkan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan, sambil membuka peluang usaha
kepada para petani setempat.
Dengan
adanya system plasma dalam perkebunan ini maka secara langsung mata pencaharian
sebagian besar masyarakat sekitar perkebunan ini adalah bertani lidah buaya,
walau ada juga yang berdagang dan menjadi pekerja di pabrik pupuk lidah buaya
yang didirikan di desa ini juga.
Adapun
fasilitas yang terdapat di kawasan perkebunan aloevera ini adalah adanya warung
penjual makanan dan minuman, toilet serta area parkir yang cukup memadai bagi
wisatawan.
Untuk
mencapai lokasi ini anda hanya memerlukan waktu sekitar 25 menit karena jarak
tempuh perjalanan yang tidak begitu jauh dari Kota Denpasar, tepatnya kurang
lebih 14 km.
Dukungan
akan perkembangan kepariwisataan di Propinsi tak hanya berasal dari masyarakat
Bali itu sendiri saja, namun kecintaan warga negara asing akan Pulau Dewata ini
pun mampu menjadi bagian dari tetap eksisnya
pesona wisata Bali dimata dunia pada umumnya dan di bumi pertiwi ini
tentunya.
No comments:
Post a Comment